Selasa, 26 Maret 2013

contoh laporan kegiatan


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat yang diberikan pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yaitu membuat karya tulis yang berjudul “ Study Tour ke Jawa Tengah “ untuk mengingat memorial di masa kita berkunjung ke Jawa Tengah.

            Karya tulis kami ini berisikan tentang kegiatan study tour kami yang telah kami jalani beberapa hari di Jawa Tengah, yang kami susun secara ringkas dan runtut. Namun kami menyadari bahwa karya tulis kami inijauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan kritikan yang membangundemi perbaikan, untuk itu kami ucapkan selamat amembaca dan semoga karya tulis kami yang berjudul “ Study Tour ke Jawa Tengah “ bermanfaat bagi kita semua.

      











                                      

PENDAHULUAN
Atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat membuat karya tulis ini dan dengan pertolongannya lah kami dapat mengikuti study tour ke Yogyakarta dengan keadaan sehat wal afiat. Kami membuat karya tulis ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.















DAFTAR ISI
1.         Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………………………..1
2.        Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………………………..2
3.        Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………………………..3
4.        BAB I    : - Candi Borobudur………………………………………………………………………………………………….4
BAB II  :  - Keraton Yogyakarta……………………………………………………………………………………………….8
BAB III :  - Museum Dirgantara……………………………………………………………………………………………..10
BAB IV:   - Malioboro…………………………………………………………………………………………………………………11
5.        Penutup……………………………………………………………………………………………………………………………………….12
6.        Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………………………..13













               
BAB I
CANDI BOROBUDUR
    

A.   LOKASI CANDI BOROBUDUR
Candi Borobudur didirikan diatas sebuah bukit pada ketinggian 265,40 m di atas permukaan laut atau berada  ± 15 m di atas dataran di sekitarnya.
Candi Borobudur terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, ± 41 km dari Yogyakarta. ± 80 km dari Kota Semarang  ibu kota provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur juga dikelilingi oleh pegunungan Menoreh di sisi selatan, Gunung Merapi (2411 m) dan Gunung Merbabu (3142 m) di sisi Timur, serta Gunung Sumbing (2271 m) dan Gunung Sindoro (3135 m) di sisi Barat Laut. Disebelah Timur candi Borobudur juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.
Lokasi yang demikian mirip sekali dengan Pagoda Angkor di Kamboja, yang sama-sama merupakan tempat suci bagi umat Budha.

B.    ARTI ATAU MAKNA CANDI BOROBUDUR
Arti atau makna Candi Borobudur secara filosofis adalah merupakan lambing dari alam semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran Budha, alam semesta dibagi menjadi tiga unsur atau dhatu dalam bahasa Sanskerta.
Ketiga susunan itu meliputi :
1.       Unsur nafsu, hasrat atau kamadhatu.
2.       Unsur wujud, rupa, bentuk atau rupadhatu.
3.       Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk atau arupadhatu.

C.   FUNGSI CANDI BOROBUDUR
Fungsi Candi Borobudur hampir sama dengan fungsi Candi pada umumnya, yaitu :
1.          Tempat menyimpan relik atau disebut Dhatugarba.
Relik tersebut antara lain benda suci, pakaian, tulang atau abu dari Budha, arwah para biksu yang tersohor atau terkemuka.
2.          Tempat sembahyang atau beribadat bagi umat Budha.
3.          Merupakan lambing suci bagi umat Budha, cermin nilai-nilai tertinggi agama Budha dan            mengandung rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya.
4.          Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha.




D.   SEJARAH CANDI BOROBUDUR
              Sampai saat ini, secara pasti belum diketahui kapan Candi Borobudur didirikan, demikian juga pendirinya. Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam bukunya “Chandi Borobudur a Monument of  Mainkind (UNESCO 1976)”, menyebutkan bahwa tulisan singkat yang dipahatkan diatas pigura-pigura relief kaki candi (Karmawibangga) mewujudkan suatu garis huruf yang bisa diketemukan pada berbagai prasasti dari akhir abad 8 sampai awal abad 9. Dimana pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Dinasti Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana.
               Sebuah prasasti yang berasal dari abad Sembilan yang diteliti oleh Prof. Dr. J. G. Caspris, menyingkapkan silsilah tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang pemerintahan yaitu Raja Indra, putranya Samaratungga, kemudian putri Samaratungga Pramoda Wardani. Pada waktu Raja Samaratungga berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama: Bhumi Sam – Bharabudhara yang dapat ditafsirkan sebagai bukit peningkatan kebajikan, setelah melampaui sepuluh tingkat Bodhisatwa. Karena penyesuaian pada bahasa jawa agaknya , akhirnya Bhara Budhara menjadi Borobudur.
              Dari tokoh Jacques Dumarcay seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa Candi Borobudur berdiri pada jaman keemasan dinasti Syailendra yaitu pada tahun 750-850 M. Keberhasilan yang luar biasa disamping pendirian Candi Borobudur, juga berhasil menjalankan kekaisaran Khmer di Kamboja yang pada saat itu merupakan kerajaan yang besar. Setelah menjalankan kerajaan Khmer, putra mahkota dibawa ke Indonesia (Jawa) dan setelah cukup dewasa dikembalikan ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja bergelar Jayawarman II pada tahun 802. Para pedagang Arab berpendapat bahwa keberhasilan tersebut luar biasa mengingat ibukota kekaisaran Khmer berada didataran yang jauh dari garis pantai, sehingga untuk menaklukannya harus melalui sungai dan danau Tonle Sap sepanjang 500 km (Aguide to, Angkar, Down F Rooney, 1994:25).
              Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa Candi Borobudur dibangun dalam lima tahap dengan perkiraan sebagai berikut:
-tahap I ± Tahun 775.
-Tahap II ± Tahun 790 (bersamaan dengan,Kalasan II,Lumbung I,Sojiwan I).
-Tahap III ± Tahun 810 (bersamaan dengan Kalasan III,Sewa III,Lumbung III,dan Sijiwan II).
-Tahap IV ± Tahun 835 (bersamaan dengan Gedong Songo grup I,Sambi Sari,Badut I,Kuning,Banon,Sari,dan Laosan)
              Setelah selesai dibangun,selama seratus lima puluh tahun,Borobudur merupakan pusat jiarah megah bagi penganut Budha.Tetapi dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun Sembilan ratus tiga puluh M,pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudur pun hilang terlupakan.
Karena gempa dan letusan Gunung Merapi,Candi itu melesak mempercepat menutupi keruntuhannya.Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abad-abad selanjutnya lenyap ditelan sejarah.
              Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles.Tahun 1915 di tugaskanlah H.C.Cornelius seorang perwira Zeni agar mengadakan penyelidikan.
              Cornelius yang mendapat tugas tersebut,kemudian mengerahkann sekitar 200 penduduk selama hampir dua bulan.Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan  dan ditimbun di sekitar candi,sedangkan tanah yang menimbunnya dibuang di lereng bukit.Namun pembersihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara penuh oleh karena banyak dinding-dinding yang dikhawatirkan runtuh.
              Kemudian Residen Kedu C.L.Hartaman menyuruh membersihkan sama sekali bangunannya,sehingga candinya nampak seluruhnya.Sepuluh tahun kemudian stupa induknya,yang kedapatan sudah dalam keadaan terbongkar,dibersihkan pula bagian dalamnya,untuk kemudian diberi bangunan bambu sebagai tempat menikmati pemandangan sambil minum teh.
              Tahun 1885 Ijzerman mengadakan penyelidikan dan mendapatkan bahwa dibelakang batur kaki candi adalagi kaki candi lain yang ternyata dihiasi dengan pahatan-pahatan relief. Kaki Ijzerman termashur dengan desas-desus relief misterius yang menggambarkan teks Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal-hal yang baik dan buruk, masalah hukum sebab dan akibat bagi perbuatan manusia. Tahun 1890-1891 bagian relief itu dibuka seluruhnya kemudian dibuat foto oleh CEPHAS untuk dokumentasi, lalu ditutup kembali.
              Candi Borobudur mengalami dua kali pemugaran, pemugaran pertama tahun 1907-1911. Pemugaran yang kedua tahun 1973-1983.
              Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk melainkan hanya bisa naik sampai terasnya.
              Secara keseluruhan bangunan Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat mempunyai maksud tersendiri. Sebagai sebuah bangunan, Candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau bagian bawah, tubuh atau bagian pusat dan puncak. Pembagian menjadi tiga bagian tersebut sesuai benar dengan tiga lambing atau tingkat dalam susunan ajaran Budha yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
              Pada bangunan Candi Borobudur terdapat stupa yang dibagi menjadi dua macam yaitu, stupa induk dan stupa berlubang.


















                                                                                BAB II
KRATON YOGYAKARTA
              Yang disebut karaton ialah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata-kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut dengan kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, tempat datu – datu atau ratu – ratu. Bahasa Indonesianya istana. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti, arti keagamaan, arti filsafat dan arti kurturil (kebudayaan)
              Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 m². didalamnya terdapat banyak bangunan – bangunan, halaman halaman dan lapangan – lapangan. Halaman kraton ke utara :
1.       Kedaton / Prabayeksa
2.       Bangsal Kencana
3.       Regol Danapratapa (pintu gerbang)
4.       Sri Manganti
5.       Regol Srimanganti (pintu gerbang)
6.       Bangsal Poncowati (dengan halaman kemandungan)
7.       Regol Brajanala (pintu gerbang)
8.       Siti Inggil
9.       Tarub Agung
10.   Pagelaran (tiangnya berjumlah 64)
11.   Alun-alun utara (dihias dengan pohon bering 62 batang)
12.   Pasar (Beringharja)
13.   Kepatihan
14.   Tugu

      Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa, atau 62 tahun masehi.
      Halaman kraton ke selatan :
1.       Regol Kemagangan (pintu gerbang)
2.       Bangsal Kemagangan
3.       Regol Gadungmlati (pintu gerbang)
4.       Bangsal Kemandungan
5.       Regol Kemandungan (pintu gerbang)
6.       Siti Inggil
7.       Alin-alun selatan
8.       Krapyak





































BAB III
MUSEUM DIRGANTARA
                  
      Museum dirgantara adalah salah satu museum yang ada di Indonesia yang banyak menyimpan pesawat dan halikopter. Museum ini terletak di Desa Wonocatur Kecamatan Bangun Papan Kabupaten Bantul Propinsi Jawa Tengah.
Museum ini dibangun pada tanggal 04 april 1969, oleh Menpangau Rusmin Nuryadin. Fungsi museum ini yaitu :
1. Sebagai perintis, pejuang dan penerus TNI AU
2. Menjadi sumber inspirasi pendidikan dan regenerasi bagi generasi mendatang
3. Warisan perjuangan 1945
4. Memupuk nilai kedirgantaraan sebagai sarana pendidikan
Museum Dirgantara ini dikelola oleh TNI/Kepala museum yaitu Drs. Sudarno.
Adapun jenis pesawat yang ada di museum Dirgantara sebagai berikut :
a. Pesawat Wel I RI-X
b. Pesawat Dakota RI – 001 Indonesia Air Word
c. Pesawat Dakota RI – 009 Yogyakarta, Yr 4
d. Pesawat M – 439
e. Pesawat Stupa 01
f. Pesawat Auri
g. Pesawat J-701/DH 175
h. Pesawat B-26 INVADER
i. Pesawat M-265
j. Pesawat A-9946
k. Pesawat ST-1419
l. Pesawat T-33-A-IOT BIRD


BAB IV
MALIOBORO

                Malioboro adalah jalan yang dipenuhi oleh pedagang yang menjual buah tangan khas Yogyakarta. Di Malioboro juga banyak menjual barang-barang tradisional seperti Blankon, bait dan lain-lain. Di Malioboro juga banyak yang menujual makanan khas Yogyakarta yaitu Bapia Patok, gudeg, winko. Brem dan lain-lain. Sehingga kami membawa buah tangan khas Yogyakarta.














PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

            Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.

























DAFTAR PUSTAKA

1.    Buku Candi Borobudur sepanjang masa
2.    Buku arti kraton Yogyakarta
3.    Internet



















contoh laporan kegiatan study tour



KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat yang diberikan pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yaitu membuat karya tulis yang berjudul “ Study Tour ke Jawa Tengah “ untuk mengingat memorial di masa kita berkunjung ke Jawa Tengah.

            Karya tulis kami ini berisikan tentang kegiatan study tour kami yang telah kami jalani beberapa hari di Jawa Tengah, yang kami susun secara ringkas dan runtut. Namun kami menyadari bahwa karya tulis kami inijauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan kritikan yang membangundemi perbaikan, untuk itu kami ucapkan selamat amembaca dan semoga karya tulis kami yang berjudul “ Study Tour ke Jawa Tengah “ bermanfaat bagi kita semua.

      











                                      

PENDAHULUAN
Atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat membuat karya tulis ini dan dengan pertolongannya lah kami dapat mengikuti study tour ke Yogyakarta dengan keadaan sehat wal afiat. Kami membuat karya tulis ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.















DAFTAR ISI
1.         Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………………………..1
2.        Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………………………..2
3.        Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………………………..3
4.        BAB I    : - Candi Borobudur………………………………………………………………………………………………….4
BAB II  :  - Keraton Yogyakarta……………………………………………………………………………………………….8
BAB III :  - Museum Dirgantara……………………………………………………………………………………………..10
BAB IV:   - Malioboro…………………………………………………………………………………………………………………11
5.        Penutup……………………………………………………………………………………………………………………………………….12
6.        Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………………………..13













               
BAB I
CANDI BOROBUDUR
    

A.   LOKASI CANDI BOROBUDUR
Candi Borobudur didirikan diatas sebuah bukit pada ketinggian 265,40 m di atas permukaan laut atau berada  ± 15 m di atas dataran di sekitarnya.
Candi Borobudur terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, ± 41 km dari Yogyakarta. ± 80 km dari Kota Semarang  ibu kota provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur juga dikelilingi oleh pegunungan Menoreh di sisi selatan, Gunung Merapi (2411 m) dan Gunung Merbabu (3142 m) di sisi Timur, serta Gunung Sumbing (2271 m) dan Gunung Sindoro (3135 m) di sisi Barat Laut. Disebelah Timur candi Borobudur juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.
Lokasi yang demikian mirip sekali dengan Pagoda Angkor di Kamboja, yang sama-sama merupakan tempat suci bagi umat Budha.

B.    ARTI ATAU MAKNA CANDI BOROBUDUR
Arti atau makna Candi Borobudur secara filosofis adalah merupakan lambing dari alam semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran Budha, alam semesta dibagi menjadi tiga unsur atau dhatu dalam bahasa Sanskerta.
Ketiga susunan itu meliputi :
1.       Unsur nafsu, hasrat atau kamadhatu.
2.       Unsur wujud, rupa, bentuk atau rupadhatu.
3.       Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk atau arupadhatu.

C.   FUNGSI CANDI BOROBUDUR
Fungsi Candi Borobudur hampir sama dengan fungsi Candi pada umumnya, yaitu :
1.          Tempat menyimpan relik atau disebut Dhatugarba.
Relik tersebut antara lain benda suci, pakaian, tulang atau abu dari Budha, arwah para biksu yang tersohor atau terkemuka.
2.          Tempat sembahyang atau beribadat bagi umat Budha.
3.          Merupakan lambing suci bagi umat Budha, cermin nilai-nilai tertinggi agama Budha dan            mengandung rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya.
4.          Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha.




D.   SEJARAH CANDI BOROBUDUR
              Sampai saat ini, secara pasti belum diketahui kapan Candi Borobudur didirikan, demikian juga pendirinya. Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam bukunya “Chandi Borobudur a Monument of  Mainkind (UNESCO 1976)”, menyebutkan bahwa tulisan singkat yang dipahatkan diatas pigura-pigura relief kaki candi (Karmawibangga) mewujudkan suatu garis huruf yang bisa diketemukan pada berbagai prasasti dari akhir abad 8 sampai awal abad 9. Dimana pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Dinasti Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana.
               Sebuah prasasti yang berasal dari abad Sembilan yang diteliti oleh Prof. Dr. J. G. Caspris, menyingkapkan silsilah tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang pemerintahan yaitu Raja Indra, putranya Samaratungga, kemudian putri Samaratungga Pramoda Wardani. Pada waktu Raja Samaratungga berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama: Bhumi Sam – Bharabudhara yang dapat ditafsirkan sebagai bukit peningkatan kebajikan, setelah melampaui sepuluh tingkat Bodhisatwa. Karena penyesuaian pada bahasa jawa agaknya , akhirnya Bhara Budhara menjadi Borobudur.
              Dari tokoh Jacques Dumarcay seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa Candi Borobudur berdiri pada jaman keemasan dinasti Syailendra yaitu pada tahun 750-850 M. Keberhasilan yang luar biasa disamping pendirian Candi Borobudur, juga berhasil menjalankan kekaisaran Khmer di Kamboja yang pada saat itu merupakan kerajaan yang besar. Setelah menjalankan kerajaan Khmer, putra mahkota dibawa ke Indonesia (Jawa) dan setelah cukup dewasa dikembalikan ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja bergelar Jayawarman II pada tahun 802. Para pedagang Arab berpendapat bahwa keberhasilan tersebut luar biasa mengingat ibukota kekaisaran Khmer berada didataran yang jauh dari garis pantai, sehingga untuk menaklukannya harus melalui sungai dan danau Tonle Sap sepanjang 500 km (Aguide to, Angkar, Down F Rooney, 1994:25).
              Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa Candi Borobudur dibangun dalam lima tahap dengan perkiraan sebagai berikut:
-tahap I ± Tahun 775.
-Tahap II ± Tahun 790 (bersamaan dengan,Kalasan II,Lumbung I,Sojiwan I).
-Tahap III ± Tahun 810 (bersamaan dengan Kalasan III,Sewa III,Lumbung III,dan Sijiwan II).
-Tahap IV ± Tahun 835 (bersamaan dengan Gedong Songo grup I,Sambi Sari,Badut I,Kuning,Banon,Sari,dan Laosan)
              Setelah selesai dibangun,selama seratus lima puluh tahun,Borobudur merupakan pusat jiarah megah bagi penganut Budha.Tetapi dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun Sembilan ratus tiga puluh M,pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudur pun hilang terlupakan.
Karena gempa dan letusan Gunung Merapi,Candi itu melesak mempercepat menutupi keruntuhannya.Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abad-abad selanjutnya lenyap ditelan sejarah.
              Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles.Tahun 1915 di tugaskanlah H.C.Cornelius seorang perwira Zeni agar mengadakan penyelidikan.
              Cornelius yang mendapat tugas tersebut,kemudian mengerahkann sekitar 200 penduduk selama hampir dua bulan.Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan  dan ditimbun di sekitar candi,sedangkan tanah yang menimbunnya dibuang di lereng bukit.Namun pembersihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara penuh oleh karena banyak dinding-dinding yang dikhawatirkan runtuh.
              Kemudian Residen Kedu C.L.Hartaman menyuruh membersihkan sama sekali bangunannya,sehingga candinya nampak seluruhnya.Sepuluh tahun kemudian stupa induknya,yang kedapatan sudah dalam keadaan terbongkar,dibersihkan pula bagian dalamnya,untuk kemudian diberi bangunan bambu sebagai tempat menikmati pemandangan sambil minum teh.
              Tahun 1885 Ijzerman mengadakan penyelidikan dan mendapatkan bahwa dibelakang batur kaki candi adalagi kaki candi lain yang ternyata dihiasi dengan pahatan-pahatan relief. Kaki Ijzerman termashur dengan desas-desus relief misterius yang menggambarkan teks Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal-hal yang baik dan buruk, masalah hukum sebab dan akibat bagi perbuatan manusia. Tahun 1890-1891 bagian relief itu dibuka seluruhnya kemudian dibuat foto oleh CEPHAS untuk dokumentasi, lalu ditutup kembali.
              Candi Borobudur mengalami dua kali pemugaran, pemugaran pertama tahun 1907-1911. Pemugaran yang kedua tahun 1973-1983.
              Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk melainkan hanya bisa naik sampai terasnya.
              Secara keseluruhan bangunan Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat mempunyai maksud tersendiri. Sebagai sebuah bangunan, Candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau bagian bawah, tubuh atau bagian pusat dan puncak. Pembagian menjadi tiga bagian tersebut sesuai benar dengan tiga lambing atau tingkat dalam susunan ajaran Budha yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
              Pada bangunan Candi Borobudur terdapat stupa yang dibagi menjadi dua macam yaitu, stupa induk dan stupa berlubang.


















                                                                                BAB II
KRATON YOGYAKARTA
              Yang disebut karaton ialah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata-kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut dengan kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, tempat datu – datu atau ratu – ratu. Bahasa Indonesianya istana. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti, arti keagamaan, arti filsafat dan arti kurturil (kebudayaan)
              Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 m². didalamnya terdapat banyak bangunan – bangunan, halaman halaman dan lapangan – lapangan. Halaman kraton ke utara :
1.       Kedaton / Prabayeksa
2.       Bangsal Kencana
3.       Regol Danapratapa (pintu gerbang)
4.       Sri Manganti
5.       Regol Srimanganti (pintu gerbang)
6.       Bangsal Poncowati (dengan halaman kemandungan)
7.       Regol Brajanala (pintu gerbang)
8.       Siti Inggil
9.       Tarub Agung
10.   Pagelaran (tiangnya berjumlah 64)
11.   Alun-alun utara (dihias dengan pohon bering 62 batang)
12.   Pasar (Beringharja)
13.   Kepatihan
14.   Tugu

      Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa, atau 62 tahun masehi.
      Halaman kraton ke selatan :
1.       Regol Kemagangan (pintu gerbang)
2.       Bangsal Kemagangan
3.       Regol Gadungmlati (pintu gerbang)
4.       Bangsal Kemandungan
5.       Regol Kemandungan (pintu gerbang)
6.       Siti Inggil
7.       Alin-alun selatan
8.       Krapyak





































BAB III
MUSEUM DIRGANTARA
                  
      Museum dirgantara adalah salah satu museum yang ada di Indonesia yang banyak menyimpan pesawat dan halikopter. Museum ini terletak di Desa Wonocatur Kecamatan Bangun Papan Kabupaten Bantul Propinsi Jawa Tengah.
Museum ini dibangun pada tanggal 04 april 1969, oleh Menpangau Rusmin Nuryadin. Fungsi museum ini yaitu :
1. Sebagai perintis, pejuang dan penerus TNI AU
2. Menjadi sumber inspirasi pendidikan dan regenerasi bagi generasi mendatang
3. Warisan perjuangan 1945
4. Memupuk nilai kedirgantaraan sebagai sarana pendidikan
Museum Dirgantara ini dikelola oleh TNI/Kepala museum yaitu Drs. Sudarno.
Adapun jenis pesawat yang ada di museum Dirgantara sebagai berikut :
a. Pesawat Wel I RI-X
b. Pesawat Dakota RI – 001 Indonesia Air Word
c. Pesawat Dakota RI – 009 Yogyakarta, Yr 4
d. Pesawat M – 439
e. Pesawat Stupa 01
f. Pesawat Auri
g. Pesawat J-701/DH 175
h. Pesawat B-26 INVADER
i. Pesawat M-265
j. Pesawat A-9946
k. Pesawat ST-1419
l. Pesawat T-33-A-IOT BIRD


BAB IV
MALIOBORO

                Malioboro adalah jalan yang dipenuhi oleh pedagang yang menjual buah tangan khas Yogyakarta. Di Malioboro juga banyak menjual barang-barang tradisional seperti Blankon, bait dan lain-lain. Di Malioboro juga banyak yang menujual makanan khas Yogyakarta yaitu Bapia Patok, gudeg, winko. Brem dan lain-lain. Sehingga kami membawa buah tangan khas Yogyakarta.














PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

            Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.

























DAFTAR PUSTAKA

1.    Buku Candi Borobudur sepanjang masa
2.    Buku arti kraton Yogyakarta
3.    Internet