KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat yang diberikan pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas yaitu membuat karya tulis yang berjudul “ Study Tour ke Jawa Tengah “
untuk mengingat memorial di masa kita berkunjung ke Jawa Tengah.
Karya
tulis kami ini berisikan tentang kegiatan study tour kami yang telah kami
jalani beberapa hari di Jawa Tengah, yang kami susun secara ringkas dan runtut.
Namun kami menyadari bahwa karya tulis kami inijauh dari sempurna, oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan
kritikan yang membangundemi perbaikan, untuk itu kami ucapkan selamat amembaca
dan semoga karya tulis kami yang berjudul “ Study Tour ke Jawa Tengah “
bermanfaat bagi kita semua.
PENDAHULUAN
Atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami
dapat membuat karya tulis ini dan dengan pertolongannya lah kami dapat
mengikuti study tour ke Yogyakarta dengan keadaan sehat wal afiat. Kami membuat
karya tulis ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
DAFTAR
ISI
1.
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………………………..1
2.
Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………………………..2
3.
Daftar Isi
……………………………………………………………………………………………………………………………………..3
4.
BAB I : - Candi Borobudur………………………………………………………………………………………………….4
BAB II : - Keraton Yogyakarta……………………………………………………………………………………………….8
BAB III : - Museum Dirgantara……………………………………………………………………………………………..10
BAB IV: - Malioboro…………………………………………………………………………………………………………………11
BAB II : - Keraton Yogyakarta……………………………………………………………………………………………….8
BAB III : - Museum Dirgantara……………………………………………………………………………………………..10
BAB IV: - Malioboro…………………………………………………………………………………………………………………11
5.
Penutup……………………………………………………………………………………………………………………………………….12
6.
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………………………………………………………..13
BAB I
CANDI BOROBUDUR
CANDI BOROBUDUR
A.
LOKASI
CANDI BOROBUDUR
Candi
Borobudur didirikan diatas sebuah bukit pada ketinggian 265,40 m di atas
permukaan laut atau berada ± 15 m di
atas dataran di sekitarnya.
Candi
Borobudur terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah, ± 41 km dari Yogyakarta. ± 80 km dari Kota Semarang ibu kota provinsi Jawa Tengah. Candi
Borobudur juga dikelilingi oleh pegunungan Menoreh di sisi selatan, Gunung
Merapi (2411 m) dan Gunung Merbabu (3142 m) di sisi Timur, serta Gunung Sumbing
(2271 m) dan Gunung Sindoro (3135 m) di sisi Barat Laut. Disebelah Timur candi
Borobudur juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.
Lokasi
yang demikian mirip sekali dengan Pagoda Angkor di Kamboja, yang sama-sama
merupakan tempat suci bagi umat Budha.
B.
ARTI
ATAU MAKNA CANDI BOROBUDUR
Arti
atau makna Candi Borobudur secara filosofis adalah merupakan lambing dari alam
semesta atau dunia cosmos. Menurut ajaran Budha, alam semesta dibagi menjadi
tiga unsur atau dhatu dalam bahasa Sanskerta.
Ketiga
susunan itu meliputi :
1.
Unsur nafsu, hasrat atau kamadhatu.
2.
Unsur wujud, rupa, bentuk atau rupadhatu.
3.
Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk
atau arupadhatu.
C.
FUNGSI
CANDI BOROBUDUR
Fungsi
Candi Borobudur hampir sama dengan fungsi Candi pada umumnya, yaitu :
1.
Tempat menyimpan relik atau disebut Dhatugarba.
Relik tersebut antara lain benda suci, pakaian,
tulang atau abu dari Budha, arwah para biksu yang tersohor atau terkemuka.
2.
Tempat sembahyang atau beribadat bagi umat
Budha.
3.
Merupakan lambing suci bagi umat Budha, cermin
nilai-nilai tertinggi agama Budha dan mengandung rasa rendah hati yang disadari
penciptanya sedalam-dalamnya.
4.
Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha.
D.
SEJARAH
CANDI BOROBUDUR
Sampai saat ini, secara pasti
belum diketahui kapan Candi Borobudur didirikan, demikian juga pendirinya.
Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam bukunya “Chandi Borobudur a Monument of Mainkind (UNESCO 1976)”, menyebutkan bahwa
tulisan singkat yang dipahatkan diatas pigura-pigura relief kaki candi
(Karmawibangga) mewujudkan suatu garis huruf yang bisa diketemukan pada
berbagai prasasti dari akhir abad 8 sampai awal abad 9. Dimana pada abad itu di
Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Dinasti Syailendra yang menganut agama
Budha Mahayana.
Sebuah prasasti yang berasal dari abad
Sembilan yang diteliti oleh Prof. Dr. J. G. Caspris, menyingkapkan silsilah
tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang pemerintahan yaitu Raja
Indra, putranya Samaratungga, kemudian putri Samaratungga Pramoda Wardani. Pada
waktu Raja Samaratungga berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama: Bhumi
Sam – Bharabudhara yang dapat ditafsirkan sebagai bukit peningkatan kebajikan,
setelah melampaui sepuluh tingkat Bodhisatwa. Karena penyesuaian pada bahasa
jawa agaknya , akhirnya Bhara Budhara menjadi Borobudur.
Dari tokoh Jacques Dumarcay
seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa Candi Borobudur berdiri pada jaman
keemasan dinasti Syailendra yaitu pada tahun 750-850 M. Keberhasilan yang luar
biasa disamping pendirian Candi Borobudur, juga berhasil menjalankan kekaisaran
Khmer di Kamboja yang pada saat itu merupakan kerajaan yang besar. Setelah
menjalankan kerajaan Khmer, putra mahkota dibawa ke Indonesia (Jawa) dan
setelah cukup dewasa dikembalikan ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja
bergelar Jayawarman II pada tahun 802. Para pedagang Arab berpendapat bahwa
keberhasilan tersebut luar biasa mengingat ibukota kekaisaran Khmer berada
didataran yang jauh dari garis pantai, sehingga untuk menaklukannya harus
melalui sungai dan danau Tonle Sap sepanjang 500 km (Aguide to, Angkar, Down F
Rooney, 1994:25).
Lebih lanjut Dumarcay merinci
bahwa Candi Borobudur dibangun dalam lima tahap dengan perkiraan sebagai
berikut:
-tahap
I ± Tahun 775.
-Tahap
II ± Tahun 790 (bersamaan dengan,Kalasan II,Lumbung I,Sojiwan I).
-Tahap
III ± Tahun 810 (bersamaan dengan Kalasan III,Sewa III,Lumbung III,dan Sijiwan
II).
-Tahap
IV ± Tahun 835 (bersamaan dengan Gedong Songo grup I,Sambi Sari,Badut
I,Kuning,Banon,Sari,dan Laosan)
Setelah selesai dibangun,selama
seratus lima puluh tahun,Borobudur merupakan pusat jiarah megah bagi penganut
Budha.Tetapi dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun Sembilan ratus
tiga puluh M,pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudur
pun hilang terlupakan.
Karena
gempa dan letusan Gunung Merapi,Candi itu melesak mempercepat menutupi
keruntuhannya.Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada
abad-abad selanjutnya lenyap ditelan sejarah.
Candi Borobudur ditemukan kembali
pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles.Tahun 1915 di tugaskanlah
H.C.Cornelius seorang perwira Zeni agar mengadakan penyelidikan.
Cornelius yang mendapat tugas
tersebut,kemudian mengerahkann sekitar 200 penduduk selama hampir dua
bulan.Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan dan ditimbun di sekitar candi,sedangkan tanah
yang menimbunnya dibuang di lereng bukit.Namun pembersihan tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara penuh oleh karena banyak dinding-dinding yang dikhawatirkan
runtuh.
Kemudian Residen Kedu C.L.Hartaman
menyuruh membersihkan sama sekali bangunannya,sehingga candinya nampak
seluruhnya.Sepuluh tahun kemudian stupa induknya,yang kedapatan sudah dalam
keadaan terbongkar,dibersihkan pula bagian dalamnya,untuk kemudian diberi
bangunan bambu sebagai tempat menikmati pemandangan sambil minum teh.
Tahun 1885 Ijzerman mengadakan
penyelidikan dan mendapatkan bahwa dibelakang batur kaki candi adalagi kaki
candi lain yang ternyata dihiasi dengan pahatan-pahatan relief. Kaki Ijzerman
termashur dengan desas-desus relief misterius yang menggambarkan teks
Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal-hal yang baik dan
buruk, masalah hukum sebab dan akibat bagi perbuatan manusia. Tahun 1890-1891
bagian relief itu dibuka seluruhnya kemudian dibuat foto oleh CEPHAS untuk
dokumentasi, lalu ditutup kembali.
Candi Borobudur mengalami dua kali
pemugaran, pemugaran pertama tahun 1907-1911. Pemugaran yang kedua tahun
1973-1983.
Bangunan Candi Borobudur berbentuk
limas berundak dan apabila dilihat dari atas merupakan suatu bujur sangkar.
Tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk melainkan hanya bisa naik sampai
terasnya.
Secara keseluruhan bangunan Candi
Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat
mempunyai maksud tersendiri. Sebagai sebuah bangunan, Candi Borobudur dapat
dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau bagian bawah, tubuh atau
bagian pusat dan puncak. Pembagian menjadi tiga bagian tersebut sesuai benar
dengan tiga lambing atau tingkat dalam susunan ajaran Budha yaitu Kamadhatu,
Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Pada bangunan Candi Borobudur
terdapat stupa yang dibagi menjadi dua macam yaitu, stupa induk dan stupa
berlubang.
BAB
II
KRATON
YOGYAKARTA
Yang disebut karaton ialah tempat
bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata-kata : ka + ratu + an = kraton. Juga
disebut dengan kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, tempat datu – datu atau
ratu – ratu. Bahasa Indonesianya istana. Kraton ialah sebuah istana yang
mengandung arti, arti keagamaan, arti filsafat dan arti kurturil (kebudayaan)
Luas kraton Yogyakarta adalah
14.000 m². didalamnya terdapat banyak bangunan – bangunan, halaman halaman dan
lapangan – lapangan. Halaman kraton ke utara :
1.
Kedaton / Prabayeksa
2.
Bangsal Kencana
3.
Regol Danapratapa (pintu gerbang)
4.
Sri Manganti
5.
Regol Srimanganti (pintu gerbang)
6.
Bangsal Poncowati (dengan halaman kemandungan)
7.
Regol Brajanala (pintu gerbang)
8.
Siti Inggil
9.
Tarub Agung
10.
Pagelaran (tiangnya berjumlah 64)
11.
Alun-alun utara (dihias dengan pohon bering 62
batang)
12.
Pasar (Beringharja)
13.
Kepatihan
14.
Tugu
Angka
64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa, atau 62 tahun masehi.
Halaman
kraton ke selatan :
1.
Regol Kemagangan (pintu gerbang)
2.
Bangsal Kemagangan
3.
Regol Gadungmlati (pintu gerbang)
4.
Bangsal Kemandungan
5.
Regol Kemandungan (pintu gerbang)
6.
Siti Inggil
7.
Alin-alun selatan
8.
Krapyak
BAB III
MUSEUM DIRGANTARA
Museum dirgantara adalah salah satu
museum yang ada di Indonesia yang banyak menyimpan pesawat dan halikopter.
Museum ini terletak di Desa Wonocatur Kecamatan Bangun Papan Kabupaten Bantul
Propinsi Jawa Tengah.
Museum ini dibangun pada tanggal 04 april 1969, oleh Menpangau Rusmin Nuryadin. Fungsi museum ini yaitu :
1. Sebagai perintis, pejuang dan penerus TNI AU
2. Menjadi sumber inspirasi pendidikan dan regenerasi bagi generasi mendatang
3. Warisan perjuangan 1945
4. Memupuk nilai kedirgantaraan sebagai sarana pendidikan
Museum Dirgantara ini dikelola oleh TNI/Kepala museum yaitu Drs. Sudarno.
Adapun jenis pesawat yang ada di museum Dirgantara sebagai berikut :
a. Pesawat Wel I RI-X
b. Pesawat Dakota RI – 001 Indonesia Air Word
c. Pesawat Dakota RI – 009 Yogyakarta, Yr 4
d. Pesawat M – 439
e. Pesawat Stupa 01
f. Pesawat Auri
g. Pesawat J-701/DH 175
h. Pesawat B-26 INVADER
i. Pesawat M-265
j. Pesawat A-9946
k. Pesawat ST-1419
l. Pesawat T-33-A-IOT BIRD
Museum ini dibangun pada tanggal 04 april 1969, oleh Menpangau Rusmin Nuryadin. Fungsi museum ini yaitu :
1. Sebagai perintis, pejuang dan penerus TNI AU
2. Menjadi sumber inspirasi pendidikan dan regenerasi bagi generasi mendatang
3. Warisan perjuangan 1945
4. Memupuk nilai kedirgantaraan sebagai sarana pendidikan
Museum Dirgantara ini dikelola oleh TNI/Kepala museum yaitu Drs. Sudarno.
Adapun jenis pesawat yang ada di museum Dirgantara sebagai berikut :
a. Pesawat Wel I RI-X
b. Pesawat Dakota RI – 001 Indonesia Air Word
c. Pesawat Dakota RI – 009 Yogyakarta, Yr 4
d. Pesawat M – 439
e. Pesawat Stupa 01
f. Pesawat Auri
g. Pesawat J-701/DH 175
h. Pesawat B-26 INVADER
i. Pesawat M-265
j. Pesawat A-9946
k. Pesawat ST-1419
l. Pesawat T-33-A-IOT BIRD
BAB IV
MALIOBORO
Malioboro adalah jalan
yang dipenuhi oleh pedagang yang menjual buah tangan khas Yogyakarta. Di
Malioboro juga banyak menjual barang-barang tradisional seperti Blankon, bait
dan lain-lain. Di Malioboro juga banyak yang menujual makanan khas Yogyakarta
yaitu Bapia Patok, gudeg, winko. Brem dan lain-lain. Sehingga kami membawa buah
tangan khas Yogyakarta.
PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Candi Borobudur
sepanjang masa
2. Buku arti kraton
Yogyakarta
3. Internet